Minggu, 23 September 2012

Selesai Bagi-bagi Medali dan Kontroversi, PON XVIII Riau Resmi ditutup.

foto: tph
Selesai sudah PON XVIII Riau. Hampir dua pekan penuh dengan perebutan medali, pemecahan rekor, serta berbagai kontroversi di dalam dan luar arena hingga ajang olahraga nasional tersebut resmi ditutup.

"Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, ajang nasional PON XVIII saya nyatakan resmi ditutup," kata Wakil Presiden RI bapak Boediono, yang didampingi sang istri, Herawati Boediono. Beliau dan juga Gubernur Riau, Rusli Zainal, memberikan beberapa patah kata sambutan dalam upacara penutupan, Kamis (20/9/2012). 

Bertolak belakang dengan pembukaan, di acara penutupan kali ini tidak banyak penonton yang menunggu di luar stadion. Tribun atas stadion digratiskan untuk penonton. Sementara, tribun bawah diberlakukan tiket masuk sebesar Rp 50 ribu sampai Rp 200 ribu. Kapasitas 43.000 tempat duduk di stadion pun terisi penuh.

Panitia PON XVIII sebelumnya memang menjanjikan upacara penutupan yang lebih meriah. Dengan melibatkan 2.500 orang seniman dan pelajar, berbagai tarian hingga hiburan pun digelar. Lagu "Selayang Pandang" didendangkan. Parade atlet melambai ramah kepada penonton, dan permintaan maaf pun dihaturkan oleh Rusli Zainal, terkait berbagai kekurangan selama penyelenggaraan.

"Di sana-sini mungkin masih banyak kesalahan dan keluhan. Oleh karenanya, mewakili segenap masyarakat Riau, saya memohonkan permintaan maaf," ucapnya.

Manajemen PON XVIII mendapat sorotan deras. Selain arena-arena yang belum rampung hingga beberapa hari sebelum dimulainya pembukaan, ada juga masalah belum tuntasnya wisma atlet menjelang gelaran. Sampai saat Boediono melakukan kunjungan ke Wisma Atlet di Kompleks Olahraga Rumbai, 9 September silam, proses penyelesaian akhir bangunan pun belum tuntas dan masih dikebut.

"Pertama kali datang ke sini, saya harus menyapu dan mengepel sendiri. Debu sisa bangunan masih ada di lantai," terang pelatih wushu asal Kalimantan Timur, Fitriansyah.

Minimnya kesiapan panitia bukan hanya menjadi kekurangan PON XVIII. Berbagai kontroversi di lapangan juga terjadi. Salah satunya adalah di cabang sepakbola. Babak enam besar cabang tersebut sempat tidak jelas karena tim Jawa Timur melakukan protes atas pencabutan sanksi diskualifikasi yang dijatuhkan kepada tim Jawa Barat.