Masih lanjutan dari petualangan perburuan di Tanjung Seloka, Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Terjadinya hujan lebat, banjir, dan sengatan tawon, merupakan bahan penting untuk dipertimbangkan apakah perburuan kami di Pulau Laut itu dilanjutkan atau tidak.
Setelah melakukan briefing dengan seluruh tim berburu, kami akhirnya memutuskan untuk pindah lokasi perburuan! Batu Licin adalah tujuan berikutnya perburuan kami kali ini. Dan, inilah seninya berburu yang selalu flexible dan mengarah ke target yang akan dicapai.
Setelah melakukan briefing dengan seluruh tim berburu, kami akhirnya memutuskan untuk pindah lokasi perburuan! Batu Licin adalah tujuan berikutnya perburuan kami kali ini. Dan, inilah seninya berburu yang selalu flexible dan mengarah ke target yang akan dicapai.
Tak mau membuang-buang waktu, kami langsung mengepak barang-barang. Persiapan menuju area perburuan berikutnya segera kami lakukan. Dengan memilih Batu Licin sebagai medan perburuan lanjutan, berarti kami harus menyebarang kembali ke pulau induk Kalimantan.
Di area perburuan kami berikutnya itu, hunter Iwan sudah mendapat “kontak” yang dapat membantu perburuan kami disana.
Perjalanan dari Desa Lontar, Pulau Laut, menuju lokasi perburuan Batu Licin, kami tempuh selama 6 jam. Cukup melelahkan. Setelah makan malam di Batu Licin, kami bergegas ke lokasi perburuan. Hanya sekitar 15 km atau sekitar 1 jam perjalanan lagi.
Di area perburuan ini, kami membagi dua grup pemburu, masing-masing satu mobil berburu. Kami saling berpencar mencari titik-titik perburuan yang berbeda. Grup pertama dipimpin hunter Hendrik, dengan pembidik hunter Abyanto, hunter Choky, dan juru lampu blor Johan.
Grup kedua dipimpin hunter Iwan yang merangkap juru lampu blor. Di grup dua pembidiknya adalah saya (hunter Kendrariadi) dibantu hunter John Naftali dan bberapa kru berburu.
Kedua grup ini sepakat untuk kembali jam 5.30 pagi ditempat basecamp yang ditentukan, agar dapat kembali ke Kota Batu Licin bersamaan. Untuk menyemarakkan perburuan kali ini para pemburu sepakat untuk mengadakan semacam kompetisi. Siapa yang dapat babi hutan paling banyak dan paling besar, itulah pemenangnya.
Grup pertama meluncur lebih dulu ke lokasi perburuan yang dipilihnya. Seorang penunjuk jalan lokal mengiringi mereka menuju lokasi yang menjanjikan. Selanjutnya disusul oleh grup kedua, yang dipimpin oleh hunter Iwan.
Grup kedua dipimpin hunter Iwan yang merangkap juru lampu blor. Di grup dua pembidiknya adalah saya (hunter Kendrariadi) dibantu hunter John Naftali dan bberapa kru berburu.
Kedua grup ini sepakat untuk kembali jam 5.30 pagi ditempat basecamp yang ditentukan, agar dapat kembali ke Kota Batu Licin bersamaan. Untuk menyemarakkan perburuan kali ini para pemburu sepakat untuk mengadakan semacam kompetisi. Siapa yang dapat babi hutan paling banyak dan paling besar, itulah pemenangnya.
Grup pertama meluncur lebih dulu ke lokasi perburuan yang dipilihnya. Seorang penunjuk jalan lokal mengiringi mereka menuju lokasi yang menjanjikan. Selanjutnya disusul oleh grup kedua, yang dipimpin oleh hunter Iwan.