Jumat, 21 September 2012

Alat penilai digital di lapangan tembak Rumbai mendadak rusak pada partai final cabang menembak PON XVIII/2012 di Pekanbaru, Minggu.

foto: tph

Rusaknya alat tersebut sempat mengganggu final nomor pistol perorangan 25 meter. Saat atlet menembak, alat tersebut tak bisa menampilkan hasil ketepatan yang dihasilkan.

Akibatnya, panitia terpaksa menggunakan alat manual dengan teropong.

Padahal pada saat kejadian itu beberapa atlet masih berlaga memperebutkan medali. Mereka adalah Totok Tri Martono dari Provinsi Riau, serta Sonny Prabowo dan Irianto dari DKI Jakarta.

Sayangnya, Ketua Panpel Menembak Harrison Ginting belum bersedia memberikan pernyataan apakah kerusakan tersebut mengganggu penilaian dan keabsahan hasil tembakan bila terjadi pemecahan rekor.

"Saya belum bisa memberikan keterangan karena pertandingan masih berlangsung," katanya.

Lapangan Tembak Rumbai sebelumnya juga sempat mengalami kerusakan pada dindingnya yang jebol saat sesi latihan. Akibatnya, panitia melapisi dinding dengan plat baja agar pertandingan bisa dilangsungkan.

Sejumlah pihak seperti kontingen atlet juga banyak yang mengeluhkan kondisi arena yang belum selesai dibangun. Arena tersebut menjadi perhatian khusus, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar skandal suap dalam revisi Peraturan Daerah Perda untuk penambahan anggaran pembangunan.

Kasus tersebut menyeret Rahmat Syahputra, selaku Site Manager dari PT Pembangunan Perumahan selaku kontraktor lapangan tembak. Selain itu, 10 anggota DPRD Riau dan dua pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau juga telah dijadikan tersangka.